Kupang, Jipeknews. Com
Kapasitas dan kapabiltas calon Gubernur Nusa Tenggara Timur tahun 2024 tak diragukan lagi untuk membangun Nusa Tenggara Timur. Namun persoalan pelik dan klasik di Nusa Tenggara Timur adalah kualitas manusia dari sisi kesehatan yang harus ditangani oleh sosok yang memiliki latarbelakang displin dan pengalaman pada bidang kesehatan.
Sosok calon Gubernur Melki Laka Lena yang bergandengan dengan Joni Asadoma adalah kandidat yang memiliki pemahaman tentang pembangunan sektor kesehatan. Pendidikan formal calon Gubernur Melkianus Laka Lena adalah menggauli bidang kesehatan. Semakin lengkap katanya pengalaman politiknya dan rejeki yang diperolehnya selama menjadi DPR telah dirasakan oleh beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Timur melalui pembangunan sarana keesehatan.
“Meklianus Laka Lena telah memperjuangkan 6 rumah sakit pratama dan rumah sakit rujukan demi melayani kesehatan masyarakat Nusa Tenggara Timur,” ujar Salesman yang ditemui di kediamannya pada Sabtu pekan lalu.
Tantangan kesehatan di NTT lanjutnya yakni stunting yang mencapai 37, 9 %. Dari 100 balita 37,9 stunting. Tidak hanya itu, gizi buruk mencapai angka yang sama dengan stunting. Angka prevalensi tertinggi gizi buruk mencapai 40 %. Bertengger di posisi ketiga adalah .penyakit menular. TB katanya mencapai angka 59 % yang dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan orang lain. Sedangakn posisi keempat menyasar ke kematian ibu melahirkan. Dari 100 ribu kelahiran sebanyak 275 orang ibu yang meninggal dunia. Seiring dengan itu, lanjut Salesman setiap 1000 anak yang lahir angka kematiannya mencapai 30-40 orang.
Tanpa mengurangi kemampuan calon yang lain dalam menggagas tentang pembangunan sektor kesehatan di Nusa Tenggara Tmur Salesman mengatakan pemanfaatan sumberdaya yang efektif dalam pembangunan sektor kesehatan hanya bisa ditangani oleh pemimpin yang memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan. Dia mengakui anggaran untuk sektor kesehatan di Indonesia sampai saat ini hanya mencapai 5 persen sementara menurut WHO idealnya 15 persen.
“Ditengah minimnya anggaran untuk sektor kesehatan maka yang mampu memanfaatkannya secara efektif dan tepat sasaran adalah calon yang memiliki latarbelakang ilmu kesehatan ditunjang dengan pengalaman langsung,” ujar Salesman Rektor UCB NTT ini sambil menambahkan bahwa Program presiden Prabowo yakni mutu pendidikan, kesehatan, makan siang bergizi. tenaga kerja.
Kehadiran Melki Lakalena didukung oleh calon wakil gubernur yang merupakan pensiun dari kepolisian. Keamanan dan ketertiban masyarakat menjadi persoalan yang menghambat keberhasilan pembangunan. Strategi-strategi pencegahan dan penanganan keamanan dan ketertiban masyarakat tentunya dipahami benar oleh calon wkail Gubernur Joni Asadoma.
“Orang harus beraktivitas dan akan mencapai kesuksesan ketika situasi keamanan dan ketertiban masyarakat kondisuf,” ujarnya.
Salesman menambahkan Kualitas pendidikan, kesehatan, makan siang gratis, tenaga kerja tentunya mengarah kepada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan manusia NTT berada pada posisi nomor dua dari belakang. Tetapi adalah teori baru pengganti IPM yakni Human Capital Indeks. Namun, dia mennjelaskan IPM telah diganti dengan Human Capital (HCI) . HCI memiliki variabel antara lain angka kematian bayi, stunting, harmonnisasi tes cord dari pisa, umur harapan hidup, jumlah hari kerja produktif dalam setahun, umur harapan sekolah. “IPM itu sesungguhnya teori UNDP yang sudah dittinggalkan,” katanya dan membahkan IPM mengukur jumlah hari sekolah yang diikuti, pendapatan perkapita, kesehatan.** Jipeknews/ Philipus (082144036139)
No Responses