
Kunjungan dari Plan Internasional dan dinas Lingkungan Hidup ke Kelurahan Nefoenaek untuk memantau perkembangan pemilahan sampah.
Kupang, jipeknwes
Penyandang disabilitas di Kelurahan Nefonaek aktif mendukung terciptanya lingkungan yang bersih. Sampah yang menjadi pemicu kehilangan keindahan bersumber dari manusia dan bernilai ekonomis jika dikelola secara baik oleh manusia itu sendiri.
Koordinator penyandang disabilitas Kelurahan Nefonaek, Sri Yanti di kediamannya Selasa (11/2) mengaku bahwa sampah menjadi persoalan manusia. Setiap manusia katanya menghasilkan sampah sehingga harus dikelola secara baik . Sampah yang dianggap tidak dipakai lagi memiliki nilai ekonomis melalui kerjasama dengan Bank Sampah Mutiara Timor .

Sri Yanti pengelola Bank Sampah di Kelurahan Nefonaek
“Demi menjaga lingkungan yang bersih maka semua orang harus berpartisipasi dalam penanganan sampah,” ujar Yanti .
Yanti mengaku sebelum bekerjasama dengan Bank Sampah Mutiara Timor dirinya adalah nasabah Bank Sampah Kelurahan Nefonaek . Jumlah nasabah Bank Sampah di Kelurahan Nefonaek sebanyak 72 orang. ”Secara teknis tidak semua orang yang menjual sampah plastik mengantar sampah langsung ke Mutiara Timor, nanti ada yang antar dan kerjasama dengan Dinas Lingkungan hidup Kota Kupang,” ujarnya.
Kendati secara fisik memiliki keterbatasan tetapi Yanti memiliki hati yang mulia. Dia tidak berpikir tentang dirinya tetapi dia bekerja untuk sesama penyadang disabilitas. “sampah yang saya kumpulkan dananya disumbangkan untuk kelompok disabilitas di Kelurahan Nefonaek.
Yanti mencatat seluruh nasabah dengan nilai nominal dana yang diperolehnya dari menjual sampah ke Mutiara Timor . Setiap halaman buku kwarto menulisa nama setiap nasabah dengan total dana yang dia miliki dari hasil penjualan sampah. Jumlahnya bervariasi sesuai dengan produksi sampahnya. Selain buku pencatatan dia atas meja juga terdapat buku tabungan dari setiap nasabah. “Jadwal penimbangan akan diinfokan dengan nasabah dan saat penimbangan akan disaksikan oleh staf dari Bank Mutiara Timor,’ tandas Yanti.

Yosephina N. Ungirwalu
Sementara Lurah Nefonaek, Josephina Neltji Ungirwalu, yang ditemui di ruang kerjanya Selasa (11/2) mengisahkan Kelurahan Nefonaek ditetapkan sebagai pilot project berawal dari kerjasama pemerintah Kota Kupang dengan Plan Internasional . Pada bulan Novemer 2023 ketika mulai kegiatan bersama Plan Internasional pihaknya mengaku belum paham apa yang akan dikerjakan.
Seiring berjalannya waktu berlaga bersama dengan menumpuknya sampah pada setiap Tempat Penampungan Sementara (TPS) pemahaman warga tentang kebersihan lingkungan mulai nampak. Semua kelompok masyarakat mulai bertanggungjawab mengawasi perilaku masyarakat dalam menaati waktu buang sampah.
“Sejak Juni sampai sekarang sosialisasi tetap kami lakukan,” ujar Ungirawalu.
Baik Yanti maupun Lurah Nefonaek mengaku tidak memiliki tempat khusus untuk menampung sampah yang akan dijual ke Bank Sampah Mutiara Timor.Sampai sekarang katanya sekitar 72 nasabah yang bergabung dalam Bank Sampah Mutiara Timor . Ada yang secara berkelompok ada juga yang individu. “Puji Tuhan meskipun pemahaman kami belum sempurna tetapi hasilnya nyata mulainampak melalui peningkatan saldo simpanan nasabah,” kisah Ungirwalu. Jipeknew/ Philpus. Hp 082144036139
No Responses