May 2025
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini105
  • Kunjungan Hari Ini107
  • Total Pengunjung26934
  • Total Kunjungan40243
  • Pengunjung Online6

Borong, Majak One Mata,  Naring Le Nai

Oleh Philipus Mat
( Pemimpin Redaksi Pijarnews.com
Senin, 3 Pebruari 2025  waktu yang indah ketika berada dalam satu ruangan dengan dua orang  perempuan cantik. Ani dan Mercy adalah  sosok yang memiliki kecantikan yang kompleks baik secara kasat mata maupun kekuatan emosional. Pertemuan antara kami  terjadi atas kesepakatan saya dengan ibu Ani dari Plan internasional. Saat saya menepati janji untuk   bersua dengan ibu Ani ternyata ibu Mercy dari Mutiara Timor juga berada di tempat yang sama.

Dipintu masuk kantor Plan kami bersalaman lalu Ibu Ani mengajak  ke ruangan meeting Plan Internasional di lantai I.   Ibu Ani membuka percakapannya dengan sedikit mengggugah nurani saya tentang sampah. “Mengapa bapak suka sekali mengurus sampah ,” kata ibu Ani mengagetkan saya.  Jawabanku sekenanya saja mungkin tidak lulus kalau   ujian.  Sementara  saya dengan Ibu Ani saling berpandangan dan menukar gagasan Om Thomas membawa secangkir kopi. “Ah kopi rasa jantan ni karena disuguhkan oleh laki-laki,” ujarku sedikit guyon.

Dari kanan ke kiri Mercy Mansula, Philipus Mat, Ani Talan

Ibu Ani membuka laptop dan menyambungkannya dengan in focus . Isinya menjawabi rasa penasaran saya tentang Bank Sampah.  Dari mekanisme pemilahannya sampai dengan harga satuan tuntas dijelaskan. Saya serius mendengarkan penjelasan wanita yang energik di depan mata.  Dari plastik kresek sampai tutup botol ternyata barang yang bernilai ekonomis.  Karena istilahnya Bank Sampah maka individu  yang mencintai kebersihan dan rela memungut dan mengumpulkan plastik bekas, kemasan roti, tutupan botol dan aneka barang plastik yang menjadi limbah rumah tangga disebut nasabah. Nasabah Bank Sampah di Kota Kupang sebagian besar berdomisili di Kelurahan Nefonaek, Maulafa dan beberapa kelurahan lainnya di Kota Kupang.

Kendati secara politis saya  adalah penduduk Kota Kupang tetapi kepedulian saya terarah ke Kabupaten Manggarai Timur .  Saya belajar dari ibu Ani dan Ibu Mercy  tentang Bank Sampah dan kabar biak ini harus saya wartakan. “Berdosalah saya ketika tidak mewartakan kabar baik ini. Untuk menunjukkan komitmen saya maka saya mendaftarkan diri menjadi nasabah Bank Sampah.  Keputusan ini haru diikuti dengan aksi yakni membawa sampah plastik, kertas, tutupan botol ke tempat Bank Sampah Mutiara Timor .

Ketika memiliki sedikit pemahaman saya mencoba mengganggu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Manggarai  Timur . Kasmir Dalis, S.Hut.  Sempat video call dengan kraeng Kasmir tetapi karena Ibu Ani dan ibu Mercy mau melanjutkan pennjelasannya maka saya putuskan komunikasi dengan kepala Dinas Lingkungan Hidup.

Ceritera berlanjut dan menawarkan  replikasi di tempat tinggalku RT 22/ RW 6 Kelurahan Penkase Oeleta.  Ibu Ani dan Ibu Mercy menyanggupinya sehingga disusun strategi sosialisasinya.  Ketika meninggalkan kantor Plan Internasional pikiranku hanya tertuju ke Borong Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur. Lekak lekuk Kota Borong dan  aroma ketika melintas di depan  pasar Ikan merasuki bayanganku.  Memoriku     pelan-pelan menampakkan sebuah postingan seorang penggiat media sosial Facebook beberapa waktu lalu tentang sampah di Kota Borong. “ini masalah dan harus diatasi,” gumamku dalam hati.

Berbagai referensi kubuka tentang giat pemerintah daerah dalam menata keindahan kotanya. Di Surabaya beberapa tahun lalu ada program Surabaya Green and Clean ( Surabaya hijau dan bersih). Program ini diadopsi oleh pemerintah Kota Kupang dengan nama yang sama Kota kupang Green and Clean.  Berkat program Kota Kupang menyabet piala Adipura . Mungkin istilah tersebut sangat kren karena pakai bahasa Inggris maklum masyarakatnya sangat   heterogen.

Lalu untuk Borong dari olah pikirku melahirkan sebuah tagline Borong Majak One Mata, Naring Le Nai ( Borong, Mempesona dan Berkesan). Majak (Indah ) one (di, dalam ) Mata ( mata), Naring ( memuji ) Le  (oleh, dalam  ) Nai ( Hati )   menyiratkan makna bahwa ketika Borong Bersih maka akan membuat orang bahagia tinggal atau melintas di Kota Borong.  Nah apa yang dilakukan supaya mencapai target majak one mata,   naring le nai salah satunya adalah memberdayakan masyarakat untuk mencintai kebersihan.

Bank Sampah seperti yang saya ikut di Kota Kupang harus menjadi pertimbangan untuk replikasi di Kota Borong.   Kelompok-kelompok atau individu pemicu harus berada pada berbagai lini misalnya pada satuan pendidikan, kantor pemerintahan , pedagang di pasar.  Sekilas tentang Bank Sampah seturut apa yang saya paham yakni setiap orang yang menjadi nasabah mengumpulkan dan memilah sampah plastik lalu diantar ke Bank Sampah dan ditimbang. Setiap jenis sampah memiliki harga satuan. Setiap nasabah memiliki buku tabungan dan uangnya dapat dicairkan setelah enam bulan menjadi nasabah.  Rasionalisasi motivasi dasar perlu menjadi semangat bukan demi uangnya tetapi demi kebersihan. Karena pepatah mengatakan “Kebersihan Pangkal kesehahtan. ***HP 082144036139

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses