
Patung Tirosa yang terletak di bundaran PU Kota Kupang sebagai simbol peradaban Kota ini. (foto bersumber dari google)
Kupang, Jipeknews
Tirosa (Timor, Rote dan Sabu ) simbol peradaban etnis yang mendiami wilayah Kota Kupang sejak dahulu kala . Di tanah Timor ini partai politik berpijak dalam menjalankan roda organisasi kendati nyaris tak menjunjung langit yang sama. Partai politik yang beradab seyogyanya mempertimbangkan kearifan lokal ini, sebagai pijakan memutuskan calon walikota Kupang periode 2024-2029.

Martinus Amabi, ‘berikan kesempatan kepada figur dari etnis Timor
Adalah Martinus Amabi keturunan Raja Amabi saat ditemui dikediamannya Kamis (4/6/2024) mengaku etnis Timor di Kota Kupang tulus menerima pendatang dari etnis lain untuk bertumbuh dan berkembang ditanah ini. Tirosa yang berarti Timor, Rote dan Sabu katanya lahir dari rasa solidaritas antara tiga suku besar Timor, Rote dan Sabu yang mendami wilayah Kota Kupang. Namun, wilayah Kota Kupang tetap menjadi milih etnis Timor berdasarkan sejarah kevetoran.
“Kami (etnis Timor, red) telah menerima dan rela hidup berdampingan di tanah kami ini tetapi mohon kami diperhitungkan dalam setiap hajatan pemilihan kepala daerah,” ujar Amabi sambil menambahka 5 kevetoran yang yang dulu berkembang adalah Kupang, Sonbay, Amabi, Foenay Taebenu.
Amabi mengingatkan bahwa peradaban sebuah bangsa dimanapun di dunia ini harus dijunjung tinggi agar terciptanya keharmonisan dan keselarasan dalam hidup bersama. Partai politik di Kota Kupang sebagai sebuah lembaga seyogyanya menghargai perbadaban etnis Timor melalui yang diwujudkan melalui keputusan mendukung orang Timor sebagai kandidat walikota Kupang. “ Sejak tahun 2007 hanya Rote dan Sabu, lalu etnis Timor kapan,” ujarnya mengingatkan.
Lebih lanjut anak dari keturunan Raja Amabi yang ke 16 ini menegaskan dalam pemilihan walikota Kupang tahun 2024 etnis Timor menuntut agar Partai politik mengusung figur orang Timor. Etnis Timor memiliki banyak kader yang pantas dan layak untuk menjadi pemimpin di tanahnya sendiri. Orang Timor katanya sudah puas menjadi penonton dalam setiap periode kepemimpinan dan diberi jabatan karir sebagai penhibur luka batin .

Ros Kase, ‘Tirosa ibarat tiga saudara kandung.
Etnis Timor lainya Rosalia Kase menjelaskan Kota Kupang ini merupakan barometer Provinsi Nusa Tenggara Timur . Sebagai barometer sesungguhnya Pilkada di Kota Kupang harus memberikan contoh bagi daerah lainnya soal menjunjung tinggi peradaban lokal. Saat ini lanjut Kase partai politik yang menentukan arah dukungannya dan jika menghargai peradaban lokal dalam makna Tirosa maka akan dinilai beradab.
Kase menjelaskan, Tirosa mengutarakan simbol tiga batu tungku yang mestinya terwujud dalam kepemimpinan tidak didominasi oleh suku tertentu. Ibaratnya tiga bersaudara yang hidup dan bekembang pada satu tempat yang sama tentunya memiliki prinsip keadilan dalam ranah kepemimpinan. “Dari tiga saudara ini harusnya membagi secara adil periode kepemimpinan tidak boleh didominasi oleh suku tertentu,” ujar Kase.

Yance Fernandes, Demokrasi yang bermartabat harus menjunjung tinggi kearifan lokal.
Dukungan terhadap etnis Timor yang memperjuangkan martabatnya datang juga dari tokoh Lamaholot Yance Fernandes .Fernandes menegaskan pesta demokrasi yang demokratis dan bermartabat harus mempertimbangkan berbagai kearifan lokal Kota Kupang. Menjunjung tinggi martabat etnis Timor di Kota Kupang tidak bisa dikompensasi dengan jabatan karir. “Proses pemilukada ada pada keptuusan partai sehingga memberikan kesempatan kepada figur Timor yang layak untuk menjadi pemimpin dinegerinya adalah sebuah keputusan yang beradab,” tukas Fernandes.
Senada dengan Fernandes, politikus kawakan Kota Kupang, Drs. Daniel Hurek yang dihubungi via telpon seluler mengatakan bahwa saatnya figur yang berasal dari etnis Timor diusung oleh partai politik untuk menjadi walikota Kupang. Hurek yang sangat berpengaruh dalam Partai Kebangkitan Bangsa ini menambahkan beberapa tahun lalu partainya pernah mengusung figur dari etnis Timor walaupun gagal. “Beberapa tahun lalu kami pernah mengusung figur dari etnis Timor walaupun gagal dibandingkan tidak sama sekali,” ujar mantan Wakil Walikota Kupang periode 2007-2012.** Jipeknews/ Philipus (hp 082144036139).
No Responses